MEDIA INDONESIA – Pasangan Ical-Pramono Edhie dinilai tak punya peluang menghadapi Jokowi atau Prabowo Subianto. Sejumlah pengamat menilai pembentukan poros baru antara Partai Golkar dan Partai Demokrat akan sia-sia. Koalisi itu tak punya peluang untuk memenangi pemilihan presiden 2014, tapi akan sekadar menjadi penggembira.
Wacana pembentukan poros Golkar-Demokrat dilakukan setelah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bertemu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Rabu (14/5).
Kedua partai telah membentuk Tim Enam untuk mematangkan rencana koalisi dengan mengusung Ical sebagai capres yang berpasangan dengan Pramono Edhie Wibowo. Opsi itu selanjutnya dibahas di Rapimnas Partai Golkar dan Demokrat, hari ini. Menurut Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta
Yuda, poros Golkar-Demokrat akan sia-sia dan jika terbentuk lebih karena untuk menjaga muruah dan harga diri kedua partai. Dalam pemilu legislatif, Golkar menjadi peringkat kedua dengan 14,75% suara (91 kursi di DPR) dan Demokrat meraih 10,19% suara (61 kursi). Namun, hingga kemarin, posisi Demokrat belum jelas dalam menghadapi pilpres 9 Juli mendatang. Koalisi Golkar-Demokrat tidak memiliki peluang besar untuk menandingi Jokowi (capres poros PDIP) dan Prabowo Subianto (Gerindra). Kalau hanya jadi penggembira, lebih baik enggak usah saja. Bergabung saja dengan yang sudah ada, kata Hanta di Jakarta, kemarin.
Pasangan Ical-Pramono Edhie, imbuh dia, sangat sulit dijual apalagi waktu yang tersedia sangat pendek untuk membangun strategi pemenangan. Hanya buang waktu dan energi.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dari sisi kematangan berpolitik, Partai Golkar memang tidak diragukan. Begitu juga Demokrat. Namun, jika keduanya berkoalisi, tetap sulit membuahkan hasil karena tak punya capres dan cawapres yang punya elektabilitas tinggi. Nama Pramono Edhie juga akan jadi persoalan karena dia bukan pemenang konvensi Partai Demokrat. Golkar pasti akan menanyakan kok bukan pemenang konvensi yang diajukan, tukas Burhanuddin. Nama Pramono Edhie juga akan jadi persoalan karena dia bukan pemenang konvensi Partai Demokrat. Burhanuddin Muhtadi Direktur Eksekutif Indikator Politik
Opsi rapimnas
Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan koalisi Golkar-Demokrat masih dibahas Tim Enam dan akan disampaikan dalam rapimnas partai masing-masing. Koalisi dengan Partai Golkar belum diputuskan,†kata Syarief Hasan, yang menggelar konferensi pers secara mendadak di kediamannya di Jakarta, Sabtu, bersama Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik.
Secara terpisah, juru bicara Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan dalam rapimnas Partai Golkar, hari ini, akan dibahas tiga opsi besar, yaitu bergabung dengan PDIP, Gerindra, ataumembuat poros sendiri. Tiga paket itu akan dibawa dalam rapimnas untuk didiskusikan dan diambil kesimpulan.
Namun, kalau ingin berada di kekuasaan, ya PDIP dan itu hampir menjadi kenyataan, kata Tantowi. Pendekatan ke PDIP sudah dilakukan Ical. Pada Selasa (13/5), ia bahkan menyatakan dukungannya kepada Jokowi dan sudah pula bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Kalau hanya jadi penggembira, lebih baik enggak usah saja. Bergabung saja dengan yang sudah ada.Hanta Yuda Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute.
Di lain sisi, pemenang konvensi Partai Demokrat Dahlan Iskan mengaku pasrah jika akhirnya partai berlambang Mercy itu tak jadi meng usungnya sebagai capres atau cawapres. Ia juga tak ambil pusing soal mencuatnya nama Pramono Edhie yang juga adik ipar SBY sebagai calon yang diusung Demokrat. Saya menyerahkan sepenuhnya kepada partai, tukasnya.
Sumber : Media Indonesia, 18 Mei 2014