JPNN.COM – Kasus korupsi yang menjerat kader Partai Demokrat merupakan faktor yang paling berpengaruh pada jebloknya perolehan suara partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu di pemilu 2014. Hal yang sama juga terjadi pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Hasil survei yang dilakukan Pol-Tracking Institute menyebutkan, 41,6 persen pemilih menyatakan tidak memilih Demokrat karena banyak kadernya tersangkut korupsi.
“Kasus korupsi atau hukum adalah faktor atau alasan tertinggi kenapa Demokrat tidak dipilih, dengan 41,6 persen. Baru kemudian disusul oleh tidak adanya tokoh yang diidolakan sebesar 13,3 persen,” ujar Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda saat menyampaikan hasil survei di Jakarta, Minggu (26/1).
Hal senada, kata Hanta, juga menimpa Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kasus korupsi juga menjadi alasan masyarakat tidak memilih partai yang dipimpin Anis Matta itu. Pemilih juga menganggap tidak ada tokoh PKS yang menarik publik.
“Bahwa kasus korupsi atau hukum sebesar 25,28 persen dan tidak adanya tokoh 20,4 persen adalah alasan atau faktor terbesar menyebabkan publik tidak memilih PKS,” ucap Hanta.
Sedangkan bagi partai-partai lain seperti PDI Perjuangan, Golkar, dan Gerindra tidak dipilih karena tidak ada tokoh yang diidolakan. Sementara, Hanura dan Nasdem belum memiliki figur yang kuat.
“Hanura dan Nasdem citra relatif baik tapi belum punya figur yang kuat untuk mendongkrak elektabilitas,” kata Hanta.
Survei Pol-Tracking Institute dilaksanakan pada 16-23 Desember 2013 di 33 provinsi Indonesia dengan jumlah responden 1.200 dan margin error kurang lebih 2,83 persen. Metode yang digunakan adalah multi-stage random sampling. (gil/jpnn)
Sumber: http://www.jpnn.com/read/2014/01/26/213107/Demokrat-dan-PKS-Bernasib-Sama-#