KOMPAS.COM – Masyarakat lebih cenderung memilih figur calon legislatif (caleg) dibandingkan partai di pemilu legislatif (pileg) 2014 mendatang. Hal tersebut terlihat berdasarkan survei Pol-Tracking Institute yang dirilis di Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Sebanyak 69 persen responden memilih figur caleg dalam menentukan pilihannya. Sementara yang lebih melihat partai hanya sebesar 12 persen. Sisanya, sebesar 19 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
“Jadi dalam demokrasi kepartaian, Indonesia lebih dipengaruhi figur, bukan partai. Ini mengkonfirmasi beberapa argumen yang memperdebatkan hal ini,” kata Peneliti Pol-Tracking Institute Aria Budi menjelaskan hasil surveinya.
Hal tersebut diperkuat dengan indikator survei lainnya. Sebesar 34,3 persen responden menyatakan akan mencoblos kertas suara di bagian nama caleg. Pencoblosan di gambar parpol berada setelahnya dengan presentase 28,7 persen. Nomor urut caleg juga mendapatkan angka lebih tinggi dengan presntase 16,8 persen dibandingkan nomor urut parpol yang hanya mendapatkan angka 6.2 persen.
Sayangnya, kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha AR, tingginya minat masyarakat untuk memilih caleg ini tidak berbanding lurus dengan kualitas caleg yang ada. Caleg masih dianggap kurang memiliki kualitas. Mereka juga kurang bisa mensosialisasikan diri mereka dengan baik kepada masyarakat.
“Jadi ujung-ujungnya karena masyarakat tidak tahu kualitas caleg yang akan dipilihnya, akhirnya masyarakat balik lagi ke partai,” ujarnya.
Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Jumlah sampel adalah 2010 warga di seluruh provinsi di Indonesia yang telah berusia 17 tahun dan bukan anggota TNI/Polri. Survei dilkaukan dengan margin of error 2,19 persen pada tingkat kepecayaan 95 persen. Survei dilaksanakan pada rentang waktu 13 Seprtember 2013 hingga 11 Oktober 2013.
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2013/12/19/1646069/Figur.Caleg.Lebih.Dipilih.daripada.Partai