Jakarta – ‘Koalisi 212’ mulai diwacanakan untuk pengusungan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Seberapa kuat peta kekuatan ‘Koalisi 212’ ini?
Adalah PAN yang membuka wacana soal ‘Koalisi 212’, yang merupakan hasil penggabungan nomor urut PAN di Pemilu 2019, yaitu 12, dan nomor urut 2 milik Gerindra.
PAN sendiri sebelumnya memang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP), yang mengusung Prabowo pada Pemilu 2014, bersama Gerindra, Golkar, PKS, dan PBB. KMP kala itu sesumbar bakal menjadi koalisi permanen.
Meski demikian, KMP kendur pascakemenangan Jokowi-JK di Pilpres 2014. Beberapa parpol anggota KMP, seperti Golkar dan PAN, berpindah haluan jadi parpol pendukung Jokowi dan bahkan mendapat jatah menteri.
Praktis tinggal Gerindra dan PKS yang hingga saat ini masih ada di oposisi. PKS sendiri kini tidak lagi terlalu keras terhadap pemerintah dan masih menjaring capres/cawapres di lingkup internal. Sedangkan PAN mulai menunjukkan tanda-tanda kembali ke KMP walaupun masih punya satu kursi di Kabinet Kerja.
Dalam sekejap, isu ‘Koalisi 212’ pun mengemuka. Koalisi yang merupakan ‘KMP reborn’ ini juga sudah punya tujuan yang jelas, yakni mencari penantang Jokowi. Gerindra mengerucutkan lebih tajam lagi ‘KMP reborn’ ini diarahkan untuk kembali memunculkan Prabowo Subianto sebagai capres penantang tunggal Jokowi, mengulang duel klasik di Pilpres 2014.
“Prabowo tetap menjadi calon presiden dari Partai Gerindra,” tegas Waketum Gerindra Ferry Juliantono, Jumat (16/2).
Lantas, bila ‘Koalisi 212’ benar terwujud, bagaimana peta kekuatannya?
Dari survei Poltracking Indonesia terakhir, PDIP masih memiliki elektabilitas paling tinggi dengan perolehan 26,5%. Gerindra berada di urutan kedua di angka 13,4%.
Dua partai calon ‘Koalisi 212’ lainnya, yakni PAN, memiliki elektabilitas 3,6% dan PKS 4,6%. PBB, yang tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2019, hanya memiliki elektabilitas 0,5%.
Hasil survei Poltracking tidak terlalu berbeda jauh dengan Indo Barometer. Dalam survei Indo Barometer terakhir, PDIP berada di posisi 30,2%. Lalu Gerindra 10,8%, PKS 5%, dan PAN 2%.
Simulasi 3 partai untuk ‘Koalisi 212’ ini sebenarnya sudah bisa membawa tiket bagi Prabowo untuk kembali maju di pilpres nanti. Itu lantaran hasil suara ketiga partai itu di Pemilu 2014 sudah lebih dari ambang batas presiden atau presidential threshold sebesar 20% kursi di DPR atau 25% hasil suara sah nasional.
Karena pada Pemilu 2019 pilpres dan pileg digelar serentak, angka yang dirujuk adalah pemilu sebelumnya. Adapun hasil Pemilu 2014 sebagai berikut:
1. NasDem: 8.402.812 (6,72%)
2. PKB: 11.298.957 (9,04%)
3. PKS: 8.480.204 (6,79%)
4. PDIP: 23.681.471 (18,95%)
5. Golkar: 18.432.312 (14,75%)
6. Gerindra: 14.760.371 (11,81%)
7. Demokrat: 12.728.913 (10,19%)
8. PAN: 9.481.621 (7,59%)
9. PPP: 8.157.488 (6,53%)
10. Hanura: 6.579.498 (5,26%)
(elz/van)
Sumber: https://news.detik.com/berita/3877811/peta-kekuatan-koalisi-212-di-pilpres-2019