CNNINDONESIA.COM – Basuki Tjahaja Purnama hingga kini belum menentukan siapa sosok yang akan dipilih sebagai pasangannya untuk didaftarkan di Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun simulasi yang dibuat lembaga survei Poltracking menilai seandainya Ahok, sapaan Basuki, dipasangkan dengan Heru Budi Hartono maka dia berpotensi kalah di Pilkada 2017.
Dalam survei diperlihatkan, pasangan Ahok-Heru “hanya” mendapatkan 36,92 persen dukungan masyarakat. Angka itu kalah tipis dari pasangan Risma-Sandiaga yang ada di angka 38,21 persen.
Melihat hasil survei itu, Hanta Yuda mengatakan posisi Ahok selaku petahana relatif lemah. Apalagi, elektabilitas Ahok dianggap tidak terlalu tinggi dengan statusnya selaku petahana.
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengungkapkan, kekalahan yang mungkin dialami Ahok-Heru akan terjadi seandainya pasangan yang menjadi lawannya adalah pasangan Tri Rismaharini dan Sandiaga Uno.
Dalam survei yang sama, elektabilitas Ahok jika dibandingkan dengan Risma memang unggul lebih dari 10 persen. Ahok menerima 40,10 persen sedangkan Risma “hanya” mendapat 33,85 persen.
Hanya saja muncul anggapan bahwa angka 40 persen bagi petahana terlalu kecil. Untuk bisa menang kembali di pilkada, seharusnya petahana bisa mendapatkan elektabilitas di atas 70 persen bahkan seharusnya bisa menyentuh angka 80 persen.
Dengan anggapan itu, maka posisi Ahok di Pilkada Jakarta 2017 jika dihadapkan dengan Risma belum aman 100 persen.
Namun begitu, Hanta mengungkapkan head to head Ahok-Heru dan Risma-Sandiaga tidak serta merta bisa dianggap kekalahan bagi Ahok. Margin error di survei Poltracking yang berada di angka empat persen dijadikan alasan bahwa head to head itu belum tentu mengunggulkan Risma di atas Ahok.
“Empat persen itu artinya bisa empat persen di atas atau empat persen di bawah, jadi itu bisa dianggap seimbang,” kata Hanta.
Sumber : http://www.cnnindonesia.com/politik/20160915155909-32-158558