Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda, menyatakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 adalah ajang untuk memanaskan mesin politiknya agar bergairah memenangkan Pemilu 2024.
“PDIP perlu menggairahkan mesin politiknya menuju 2024 lewat pertarungan Pilkada 2020. Bila ajang itu bisa dimenangkan secara mayoritas, maka mesin politik PDIP akan makin bergairah untuk memenangkan Pemilu 2024,” kata Hanta Yuda.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi “Kesiapan PDI Perjuangan menuju Pilkada 2020 dan Testimoni Para Kepala Daerah” yang digelar di kantor pusat partai itu di Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Dalam acara yang dibuka Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto itu, hadir Ketua DPP PDIP Bambang DH. Selain itu ada empat kepala daerah berprestasi yang diusung PDIP yakni Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Wali Kota Semarang Hendar Prihadi, Bupati Puncak Papua Willem Wandik, serta Bupati Boven Digoel Benediktus Tambonop.
Dilanjutkan Hanta, dalam rangka itu, PDIP harus memastikan bahwa proses pemilihan kepala daerahnya tak menghasilkan turbulensi. Semisal, jangan sampai kader yang sudah bekerja keras meniti kader dari bawah, tak diberi kesempatan yang sama untuk menjadi kepala daerah dibanding calon dari luar.
“Harus dipastikan soliditas terjaga,” imbuhnya.
Selain itu, pemilihan kepala daerah harus dilaksanakan berbasis data-data yang sahih, khususnya data hasil riset dan survei.
Selain pilkada, PDIP disarankannya terus melakukan rebranding dirinya, khususnya dalam menghadapi para pemilih milenial dan pemilih baru pada Pemilu 2024. Bagi Hanta, strategi pada Pemilu 2019 harus ditanggalkan untuk mencari branding baru parpol berlambang banteng moncong putih itu.
Selanjutnya, PDIP harus menggenjot kerja kepala daerahnya sehingga tingkat kepuasan publik terus meningkat. Sebab pada akhirnya kerja positif kepala daerah akan mempengaruhi raihan suara PDIP.
Baginya, ada tiga cara yang bisa digunakan PDIP dalam kerja menentukan untuk memastikan kemenangan di pilkada dan pemilu 2024. Pertama yakni kekuatan branding yakni tarung persepsi atas PDIP terhadap parpol lainnya.
Kedua, faktor kekuatan mesin politik, baik kekuatan massa di darat dan pertarungan di udara menyangkut informasi serta media massa.
Ketiga, kemampuan untuk secara tepat membaca tren perilaku pemilih. Misal, hasil risetnya menemukan perilaku pemilih di Jawa Timur adalah rasional. Sementara di Jakarta lebih sosiologis yang sangat dipengaruhi isu SARA, etnisitas, hingga gender.
“Jadi ini harus dipetakan dengan baik,” imbuhnya.
“Saya sarankan PDIP mulai memikirkan siapa capres-cawapres untuk 2024. Tapi semuanya disimpan dulu, jangan dikeluarkan sekarang. Lalu munculkan figur potensial untuk bisa memberi insentif elektoral,” tandas Hanta Yuda.
sumber: https://www.beritasatu.com/politik/568140/poltracking-pilkada-2020-jadi-ajang-pdip-panaskan-mesin-politik-menuju-2024