Informasi lebih lanjut hubungi 0811914812 / 081294084328

News & Blog

Rilis Temuan Survei Nasional Poltracking Indonesia : TENDENSI PETA POLITIK PILPRES 2024

News & Blog

Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional pada 21-27 November 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Klaster survei ini menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih. Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.

Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur peta kekuatan elektoral partai politik, calon presiden (capres), dan calon wakil presiden (cawapres). Temuan pokok dan analisis hasil survei ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut:

Pertama, terkait elektabilitas partai politik yang akan berkompetisi pada Pemilu 2024. Pada simulasi 18 partai politik (termasuk 17 yang sudah lolos verifikasi faktual), PDI Perjuangan (23.2%) memperoleh elektabilitas lebih tinggi dibanding partai politik lainnya, diikuti Partai Gerindra (11.1%), Partai Golkar (9.3%), Partai NasDem (6.9%), Partai Demokrat (6.7%), PKB (5.6%), PKS (5.3%), PAN (4.1%), Partai Perindo (2.8%), PPP (2.0%), PBB (0.8%), Partai Hanura (0.7%), Partai Gelora (0.7%), Partai Buruh (0.4%), Partai Garuda (0.3%), PSI (0.2%), dan 2 partai lainnya belum mendapatkan suara (0.0%) pada saat survei ini dilakukan.

Tren terbaru (November 2022) elektabilitas PDI Perjuangan cenderung mengalami kenaikan. Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai NasDem, PKS, PAN, & Perindo elektabilitasnya cenderung stabil. Sedangkan Demokrat, PKB, dan PPP tren terbarunya cenderung mengalami penurunan.

Kedua, terkait peta kekuatan elektoral calon presiden. Pada simulasi 20 nama capres, belum ada perubahan komposisi tiga besar capres terkuat, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Elektabilitas ketiganya dalam posisi yang sangat kompetitif. Elektabilitas Ganjar Pranowo (28.3%), Anies Baswedan (24.9%) dan Prabowo Subianto (23.1%), sedangkan nama-nama lain memiliki jarak yang cukup jauh, di posisi keempat dan seterusnya, ada Puan Maharani (2.6%), Ridwan Kamil (2.5%), Erick Thohir (1.5%), Khofifah Indar Parawansa (1.2%), Agus Harimurti Yudhoyono (1.1%), Sandiaga Salahuddin Uno (1.1%), dan nama lainnya di bawah 1%.

Survei ini juga mengukur simulasi 5 nama capres. Mereka adalah figur yang memiliki peluang maju cukup besar, karena memiliki kekuatan elektabilitas dan atau pemegang boarding pass/pemilik tiket partai politik. Simulasi 5 nama tersebut terdiri dari 3 capres terkuat secara elektabilitas, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, dan 2 dari figur elite atau veto player di partai masing-masing, yakni Puan Maharani dari PDI Perjuangan (Putri Ketua Umum PDI Perjuangan) dan Airlangga Hartarto (Ketua Umum Partai Golkar).

PDI Perjuangan secara politik sampai saat ini, masih mengarahkan tiket eksklusif capres kepada Puan Maharani. Sedangkan Airlangga Hartarto merupakan calon presiden dari Partai Golkar, yang memiliki lebih dari separuh tiket pencalonan. Partai Golkar pun telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP. KIB secara regulasi telah melampaui presidential threshold, yang juga berarti telah cukup untuk satu tiket pencalonan capres-cawapres, tinggal menunggu soliditas koalisi tersebut hingga mendaftar ke KPU.

Temuan pada simulasi 5 nama capres, elektabilitas Ganjar Pranowo (30.6%), diikuti oleh Anies Baswedan (27.2%) dan Prabowo Subianto (26.9%), serta Puan Maharani (3.4%) dan Airlangga Hartarto (1.5%). Tiga nama yang sejauh ini masuk dalam radar capres terkuat, cenderung kompetitif.

Survei ini juga mengukur simulasi 3 nama capres terkuat. Temuan survei ini juga cenderung kompetitif, angka elektabilitas Ganjar Pranowo (32.5%), Anies Baswedan (29.1%) dan Prabowo Subianto (27.8%).

Tren terbaru (November 2022) elektabilitas 3 capres terkuat, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, cenderung mengalami kenaikan. Anies Baswedan mengalami kenaikan cukup signifikan, sedangkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto cenderung stabil dengan kenaikan tipis.

Dalam peta sebaran/crosstab data pemilih partai politik ke 3 capres terkuat. Pemilih PDI Perjuangan & PKB mayoritas cenderung memberikan pilihan pada Capres Ganjar Pranowo. Pemilih Partai NasDem, Partai Demokrat, PKS, PAN, & PPP mayoritas cenderung memberikan pilihan pada Capres Anies Baswedan. Pemilih Gerindra & Golkar mayoritas cenderung memberikan pilihan Capres Prabowo Subianto. Sementara pemilih Perindo terbelah dukungan pilihannya antara Ganjar Pranowo & Prabowo Subianto.

Dalam peta sebaran/crosstab data pemilih partai politik ke 3 capres terkuat. Pemilih PDI Perjuangan (23.2%) preferensi pilihan capresnya cenderung kuat kepada Ganjar Pranowo (74.5%). Pemilih Partai Gerindra (11.1%) pilihan capresnya cenderung kuat kepada Prabowo Subianto (80.7%). Pemilih Partai Golkar (9.3%) pilihan capresnya cenderung kuat kepada Prabowo Subianto (44.5%). Pemilih Partai NasDem (6.9%) pilihan capresnya cenderung kuat kepada Anies Baswedan (85.0%), begitupun pemilih Partai Demokrat (6.7%) cenderung kuat kepada Anies Baswedan (62.0%). Pemilih PKB (5.6%) pilihan capresnya cenderung kuat kepada Ganjar Pranowo (56.1%), pemilih PKS (5.3%) cenderung kuat kepada kepada Anies Baswedan (76.7%), pemilih PAN (4.1%) cenderung kuat kepada Anies Baswedan (60.4%), dan pemilih Partai Perindo (2.8%) cenderung terbelah antara Ganjar Pranowo (36.4%) dan Prabowo Subianto (36.4%). Sementara pemilih PPP (2.0%) pilihan capresnya cenderung kuat kepada Anies Baswedan (37.5%).

Temuan sebaran data survei ini, juga menunjukkan temuan sebaran pilihan pemilih cawapres ke 3 capres terkuat dengan angka dukungan tertinggi/mayoritas, yakni pemilih Erick Thohir (16.2%) memiliki preferensi tertinggi kepada Ganjar Pranowo (59.2%). Pemilih Ridwan Kamil (15.1%) memiliki preferensi tinggi kepada Anies Baswedan (38.8%). Pemilih Agus Harimurti Yudhoyono (12.0%) memiliki preferensi tertinggi kepada Anies Baswedan yakni (71.6%) dan pemilih Sandiaga Salahuddin Uno (9.4%) memiliki preferensi tinggi kepada Prabowo Subianto yakni (45.9%).

Temuan lain, pemilih yang puas (73.2%) terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Capres Ganjar Pranowo (38.7%). Sementara yang tidak puas (19.0%) terhadap kinerja pemerintah mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Capres Anies Baswedan (42.4%).

Sementara itu, pemilih Joko Widodo – Ma’ruf Amin (44.6%) pada Pemilu 2019 mayoritas cenderung memberikan pilihan pada Capres Ganjar Pranowo (53.7%), sementara pemilih Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno (36.0%) cenderung terbelah, antara Capres Prabowo Subianto (48.1%) dan Capres Anies Baswedan (35.3%).

Ketiga, terkait peta kekuatan elektoral calon wakil presiden. Pada simulasi 20 nama calon wakil presiden, elektabilitas Erick Thohir (15.1%), diikuti oleh Ridwan Kamil (14.0%), Agus Harimurti Yudhoyono (11.7%), Sandiaga Salahuddin Uno (9.2%), Khofifah Indar Parawansa (5.5%), Muhaimin Iskandar (5.3%), Puan Maharani (3.4%), Mahfud MD (2.9%), Andika Perkasa (2.5%), Airlangga Hartarto (1.9%), dan cawapres lainnya angka elektabilitasnya di bawah 1%.

Pilpres 2024 merupakan ruang terbuka tanpa incumbent. Variabel cawapres menjadi sangat menentukan peluang kemenangan (Pilpres 2004 & 2014 mempertegas tesis ini). Berdasarkan tendensi kedekatan dengan elite politik dan king maker Pilpres 2024, menurut tren data survei Poltracking, terdapat 10 figur Cawapres potensial. Nama-nama mereka diukur dalam survei ini. Temuannya, elektabilitas Erick Thohir (16.2%), diikuti oleh Ridwan Kamil (15.1%), Agus Harimurti Yudhoyono (12.0%), Sandiaga Salahuddin Uno (9.4%), Khofifah Indar Parawansa (5.7%), Muhaimin Iskandar (5.7%), Puan Maharani (4.1%), Mahfud MD (3.0%), Andika Perkasa (2.7%) dan Airlangga Hartarto (2.6%).

Tren terbaru (November 2022) elektabilitas 10 cawapres potensial. Erick Thohir mengalami kenaikan cukup signifikan. Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar, dan Mahfud MD juga mengalami kenaikan. Agus Harimurti Yudhoyono, Khofifah Indar Parawansa dan Airlangga Hartarto cenderung stabil. Sedangkan Sandiaga Salahuddin Uno, Puan Maharani dan Andika Perkasa cenderung mengalami penurunan.

Dalam peta sebaran/crosstab data pemilih partai politik ke 10 cawapres potensial. Pemilih PDI Perjuangan (23.2%) preferensi pilihan cawapresnya cenderung kuat kepada Erick Thohir (30.3%). Pemilih Partai Gerindra (11.1%) cenderung terbelah pilihan cawapresnya antara Erick Thohir dan Sandiaga Salahuddin Uno (17.6%), Muhaimin Iskandar (16.8%). Pemilih Partai Golkar (9.3%) pilihan cawapresnya cenderung kuat kepada Ridwan Kamil (25.5%). Pemilih Partai NasDem (6.9%) pilihan cawapresnya cenderung kuat kepada Agus Harimurti Yudhoyono (33.3%), begitupun pemilih Partai Demokrat (6.7%) cenderung kuat kepada Agus Harimurti Yudhoyono (32.9%). Pemilih PKB (5.6%) pilihan cawapresnya cenderung kuat kepada Muhaimin Iskandar (28.8%), pemilih PKS (5.3%) cenderung kuat kepada Agus Harimurti Yudhoyono dan Ridwan Kamil (21.0%), pemilih PAN (4.1%) cenderung kepada Erick Thohir (20.8%), dan pemilih Partai Perindo (2.8%) cenderung terbelah antara Ridwan Kamil (24.2%) dan Erick Thohir (21.3%). Sementara pemilih PPP (2.0%) pilihan cawapresnya cenderung kuat kepada Ridwan Kamil (33.3%).

Temuan sebaran data survei ini, juga menujukkan temuan sebaran pemilih 3 capres terkuat ke 10 cawapres potensial dengan angka dukungan tertinggi/mayoritas, yakni pemilih Ganjar Pranowo (32.5%) memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Erick Thohir (29.5%) dan pemilih Anies Baswedan (29.1%) memiliki preferensi pemilih tertinggi kepada Agus Harimurti Yudhoyono (29.4%). Sementara pemilih Prabowo Subianto (27.8%) cenderung terbelah ke beberapa Capres, yakni Ridwal Kamil (16.8%), Erick Thohir (15.9%), Sandiaga Salahuddin Uno (15.5%) dan Muhaimin Iskandar (13.7%).

Temuan lain, pemilih yang puas (73.2%) terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Cawapres Erick Thohir (19.2%). Sementara yang tidak puas (19.0%) terhadap kinerja pemerintah mayoritas cenderung memberikan pilihannya pada Cawapres Ridwan Kamil (23.7%).

Sementara itu, pemilih Joko Widodo – Ma’ruf Amin (44.6%) pada Pemilu 2019 mayoritas cenderung memberikan pilihan pada Cawapres Erick Thohir (22.1%), sementara pemilih
Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno (36.0%) cenderung terbelah antara Cawapres Ridwan Kamil (22.2%) dan Cawapres Agus Harimurti Yudhoyono (18.1%).

Keempat, terkait simulasi pasangan calon presiden-wakil presiden. Pelaksanaan Pilpres masih lebih dari satu tahun lagi. Nama definitif terkait kandidat capres, cawapres, ataupun pasangan capres-cawapres belum ada yang final. Tetapi berdasarkan tendensi politik yang berkembang, dari analisa kualitatif, beberapa informasi elite, dan informasi yang beredar di ruang publik, terdapat beberapa kemungkinan pasangan capres – cawapres potensial pada Pilpres 2024, terutama untuk 3 nama Capres terkuat saat ini, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Anies Baswedan pasca deklarasi sering dikaitkan dengan beberapa nama untuk mendampingi sebagai Cawapres, seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Ahmad Heryawan, dan Khofifah Indar Parawansa. Ganjar Pranowo sering dikaitkan dengan nama-nama berikut, Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Puan Maharani, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Salahuddin Uno. Sedangkan Prabowo Subianto sering dikaitkan dengan nama Erick Thohir, Muhaimin Iskandar, dan Khofifah Indar Parawansa.

Pada simulasi tiga pasangan calon pertama, Ganjar Pranowo – Erick Thohir (33.1%) lebih unggul dibanding pasangan Anies Baswedan – Agus Harimurti Yudhoyono (27.5%) dan Prabowo Subianto – Muhaimin Iskandar (25.5%). Pada simulasi pasangan calon kedua, Ganjar Pranowo – Ridwan Kamil (30.5%) lebih unggul dibanding pasangan Prabowo Subianto – Erick Thohir (28.2%) dan Anies Baswedan – Agus Harimurti Yudhoyono (27.7%).

Sementara itu, pada simulasi pasangan ketiga, Ganjar Pranowo – Sandiaga Salahuddin Uno (29.8%) unggul tipis dibanding pasangan Anies Baswedan – Khofifah Indar Parawansa (28.5%) dan Prabowo Subianto – Muhaimin Iskandar (26.3%). Pada simulasi pasangan keempat, Ganjar Pranowo – Airlangga Hartarto (27.7%) unggul tipis dibanding pasangan Prabowo Subianto – Khofifah Indar Parawansa (26.6%) dan Anies Baswedan – Ahmad Heryawan (25.1%). Pada simulasi pasangan kelima, Prabowo Subianto – Erick Thohir (27.1%) unggul tipis dibanding pasangan Ganjar Pranowo – Puan Maharani (26.4%) dan Anies Baswedan – Khofifah Indar Parawansa (26.2%).

Temuan ini merupakan potret terbaru peta kekuatan politik elektoral Capres, Cawapres, dan partai politik dalam rentang survei tanggal 21 – 27 November 2022. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, melihat Pemilu Serentak 2024 masih satu tahun lebih. Tetapi melihat tendensi peta kekuatan politik terbaru, capres, cawapres, dan partai politik terkuat, akan mengarah pada beberapa figur dan partai potensial seperti terekam dalam survei. Meski, dinamika, peristiwa, dan momentum politik yang akan berlangsung ke depan, tetap berpotensi mengubah peta kekuatan politik elektoral.


Jakarta, 22 Desember 2022
Hanta Yuda AR
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia

Contact Person:
Masduri (081935177436)



We take processes apart, rethink, rebuild, and deliver them back working smarter than ever before.