TRIBUNNEWS.COM – Para pemilih hak suara pada Pemilu 2014 ternyata lebih memilih calon pemimpin berjenis kelamin pria dibanding perempuan. Hal itu terlihat dalam survei yang dirilis Pol-Tracking Institute.
“Tren perilaku pemilih, jenis kelamin calon presiden penting,” kata Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yudha di Hotel Morissey, Jakarta, Minggu (22/12/2013).
Survei Pol Tracking diketahui pemilih lebih memilih pemimpin sebagai calon presiden atau wakil presiden berjenis kelamin sebesar 66 persen. Sedangkan 27 persen menyatakan laki-laki atau perempuan sama saja. Sementara itu ada 4 persen pemilih yang mendorong perempuan sebagai calon presiden. “Sehingga isu capres laki-laki atau perempuan masih cukup determinan menentukan pilihan publik,” kata Hanta.
Survei Pol Tracking dilakukan pada 13 September 2013-11 Oktober 2013 secara serempak di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 2010 responden berusia minimal 17 tahun. Margin of error sebesar 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dilakukan dengan metode multi-stage random sampling dengan pengambilan data melalui wawancara tatap muka dengan kuisioner.
“Ini kalau Demokrat selesai peserta konvensi laki, Golkar juga Pak ARB, kalau PDIP belum memutuskan perempuan atau pria, ibu, bapak atau mas,” katanya.
Sumber: http://www.tribunnews.com/nasional/2013/12/22/survei-membuktikan-calon-presiden-perempuan-kurang-lalu-dibanding-lelaki