Jakarta, CNN Indonesia — Survei terbaru dari Poltracking Indonesia menempatkan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil-Ruzhanul Ulum (Uu) tertinggi dari pasangan lain.
Ridwan Kamil-Uu diprediksi bakal meraup 42 persen suara, sementara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mendapatkan 17,6 persen.
Di urutan ketiga ada pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang meraih 10,8 persen, dan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan yang diusung PDIP mendapat 5,5 persen atau berada di posisi buncit.
“Dengan undecided voters (6,0%),” kata Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda di kawasan Thamrin, Jakarta Pisat, Sabtu (23/6).
Saat pemilihan 27 Juni nanti, Hanta memprediksi Ridwan Kamil hanya akan unggul tipis atau sebesar enam persen suara.
Lihat juga: Survei RKT: Deddy Mizwar Berpotensi Menang di Pilgub Jabar
Dengan rentang margin of error survei yang sebesar 3,5 persen dan tingkat kepeecayaan 95 persen, survei Poltracking Indonesia mengklaim hasil penghitungan suara Pilgub Jabar bakal tidak jauh dari perhitungan mereka.
“Perkiraan suara Ridwan Kamil-Uu itu 39-45 persen kalau Deddy Mizwar dengan margin error 3,5 persen sebesar, 32-38 persen bisa agak mepet (suaranya),” terangnya.
Menurut dia peluang Ridwan Kamil-Uu cukup terbuka untuk memenangkan Pilkada Jawa Barat apabila tidak terjadi pergolakan politik hingga hari H pencoblosan.
“Jika tidak ada dinamika politik ini Ridwan Kamil masih berpeluang besar ungguli Deddy Mizwar,” terang dia.
Poltracking juga mencatat sepanjang April 2018 hingga Juni 2018, elektabilitas Ridwan Kamil-Uu dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi selalu merangkak naik. Hanya saja pasangan Deddy-Dedi belum pernah mengungguli Ridwan Kamil-Uu.
Poltracking mencatat pada April 2018 tingkat elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Uu sebesar 29,1 persen, hanya beda 1,6 persen dari Deddy-Dedi sebesar 27,5 persen.
Lihat juga: Survei SMRC: Ridwan Kamil-Uu Unggul di Pilgub Jabar
Kemudian, pada Juni 2018 elektabilitas kedua paslon meningkat, dengan perolehan suara Ridwan Kamil-Uu sebesar 42,0 persen dan Deddy-Dedi sebesar 35,8 persen
“Artinya, meskipun elektabilitas Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan elektablitas Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sama-sama naik dibandingkan survei sebelumnya, jarak atau gap tingkat keterpilihan kedua pasangan semakin menjauh –di luar margin of error– dibandingkan periode awal Pilkada Jawa Barat,” terangnya.
Untuk pasangan lainnya Sudrajat-Ahmad Syaikhu dan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan, diperkirakan bakal meraih suara yang kecil pada Pilgub Jawa Barat.
“Kalau TB Hasanudin-Anton itu kemungkinan di bawah 10 persen kalau Sudrajat-Ahmad Syaikhu bisa dua digit persantese perolehan suaranya,” ujar dia.
Survei Poltracking: Emil-Uu Unggul, Jagoan PDIP Paling BuncitCalon gubernur Jawa Barat yang diusung PDIP, Tubagus Hasanudin. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Survei Poltracking Indonesia diselenggarakan pada 18-22 Juni 2018 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan melibatkan 800 responden di seluruh Kapubaten di Jawa Barat dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 3,5 persen.
Survei ini juga menggunakan simulasi kotak suara. Hanta mengatakan simulasi kotak suara bakal mempunyai validasi jawaban yang lebih baik ketimbang wawancara.
“Yang paling relevan adalah simulasi kertas suara yang berpasangan. Karena itu yang akan terjadi mirip pada Pilkada empat hari ke depan,” ujar dia.
Pada survei sebelumnya yang dilakukan Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA), elektabilitas Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mengungguli Ridwan Kamil-Uu.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Totol Izul Fatah menjelaskan bawah secara personal, elektabilitas Ridwan Kamil masih unggul, yakni sebesar 40,8 persen. Kemudian disusul Dedy Mizwar sebesar 38,9 persen. Namun, jika dipasangkan, kondisi elektabilitas keduanya berbalik.
“Saat dipasangkan, satu naik satu turun. Seperti Deddy Mizwar dipasangkan dengan Dedi Mulyadi itu (elektabilitasnya) naik di angka 43,2 persen. Sedangkan pasangan Ridwan Kamil dan Uu dipasangkan itu malah turun jadi 39,3 persen,” kata Totol di Bandung, seperti dikutip dari Antara, pertengahan April lalu.
Rendahnya elektabilitas Ridwan Kamil ketika dipasangkan dengan Uu Ruzhanul Ulum, menurut dia disebabkan oleh elektabilitas Uu sebagai calon wakil gubernur yang rendah.
“Yang pasti, jika tidak ada pergerakan yang luar biasa dari pasangan Rindu (Ridwan Kamil-Uu), bukan mustahil ini akan menjadi sinyal lampu kuning yang bisa menyeretnya pelan-pelan kalah dalam pertarungan,” kata dia. (wis)
sumber: https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/nasional/20180624055701-32-308531/survei-poltracking-emil-uu-unggul-jagoan-pdip-paling-buncit