DETIK.COM – Suara penolakan internal Partai Golkar terhadap Aburizal Bakrie (Ical) yang berniat maju lagi sebagai Ketua Umum terus menguat. Hasil survei yang dilakukan Poltracking Institute, Ical menjadi kandidat yang paling tidak direkomendasikan untuk maju caketum.
“Kalau tidak ada penyegaran baru bagi Golkar, nanti degradasi kursi akan semakin turun, lalu perlu ada figur baru dari generasi baru. Kalau figurnya masih sama, maka tak akan ada generasi,” ujar Direktur Eksekutif Poltracking Institute Hanta Yudha dalam diskusi pemaparan ‘Hasil Survei Pakar dan Opinion Makers Menyongsong Suksesi dan Regenerasi Partai Golkar’ di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jaksel, Kamis (13/11/2014).
Menurut Hanta, secara politik Golkar diakui memiliki infrastruktur dan figur-figur yang kuat. Walaupun berada di Koalisi Merah Puti, Golkar mampu ‘mendudukkan’ JK sebagai Wapres.
Saat ini lanjut Hanta, apabila figur yang menjadi Ketum Golkar nanti adalah wajah lama dan incumbent, maka artinya tidak ada regenerasi di Golkar. “Partai ini ibarat menciptakan ceruk yang dalam ke tengah,” cetusnya.
“Masukan pakar adalah usia produktif yang menumpuk, jadi dibutuhkan figur energik, dan yang paling penting harus ada regenerasi. Golkar perlu orang muda, harus bertransformasi secara kuat, misalnya menjadi partai anak muda, dan sebagainya,” imbuh Hanta.
Survei ini dilakukan pada tanggal 3 hingga 11 November 2014 di Jakarta dan di beberapa daerah di Indonesia dengan menggunakan metode uji kelayakan figur melalui tiga angkatan penyaringan penting, yakni uji kelayakan menggunakan meta analisis (pemberitaan media), Focus Group Discussion, dan penilaian masing-masing figur oleh para pakar dan tokoh penting di bidang politik.
Sementara pakar yang ditunjuk untuk melakukan penilaian adalah 173 pakar yang memiliki kualifikasi di bidang politik dan humaniora. Sedangkan kualifikasi kepakaran adalah akademisi bergelar minimal master atau peneliti senior di sebuah lembaga riset yang konsen terhadap isu sosial politik.
Survei menilai 8 calon ketua umum Partai Golkar, yaitu Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Agung Laksono, MS Hidayat, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, Aburizal Bakrie, dan Zainudin Amali.
Kedelapan calon ketua umum Golkar itu diukur dengan 10 aspek penilaian, yaitu integritas, kompetensi dan kapabilitas, visi dan gagasan, komunikasi elit, komunikasi publik, akseptabilitas publik, pengalaman dan prestasi kepemimpinan, kemampuan memimpin organisasi kepartaian, kemampuan memimpin koalisi parpol di pemerintahan, dan kemampuan memimpin pemerintahan dan negara.
Berikut hasil penilaian 173 pakar terhadap rekomendasi calon ketum Golkar:
Paling direkomendasikan:
1. Priyo Budi Santoso (19,05%)
2. Agung Laksono (17,46%)
3. Hajriyanto Y Thohari (16,67%)
4. Aburizal Bakrie (12,70%)
5. Agus Gumiwang Kartasasmita (9,52%)
6. Airlangga Hartarto (7,14%)
7. MS Hidayat (3,17%)
8. Zainuddin Amali (1,59%)
9. Tidak terdaftar (12,70%)
Paling tidak direkomendasikan:
1. Aburizal Bakrie (52,03%)
2. Agung Laksono (7,32%)
3. Zainuddin Amali (6,50%)
4. Hajriyanto Y Thohari (4,07%)
5. Airlangga Hartarto (3,25%)
6. Priyo Budi Santoso (2,44%)
7. MS Hidayat (1,63%)
8. Agus Gumiwang Kartasasmita (0%)
9. Tidak terdaftar (22,76%)
“Rekomendasi ini penting dibaca elit Golkar secara keseluruhan, karena ini menggambarkan bagaimana Golkar ini dikelola,” pungkas Hanta.
Kamis, 13/11/2014 13:38 WIB
Sumber: http://news.detik.com/read/2014/11/13/133854/2747369/10/2/survei-poltracking-ical-paling-tidak-direkomendasikan-jadi-ketum-golkar