TRIBUN-TIMUR.COM – Hasil Survei Poltracking Indonesia menunjukkan pasangan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahhar Muzakkar (NH-Aziz) semakin sulit dibendung untuk memenangkan Pilgub Sulsel 2018. Pasangan yang merangkak dari elektabilitas 0,2 persen ini akhirnya merajai elektabilitas pasangan calon yang menyatakan diri akan maju di pilgub mendatang.
Senior Manajer Riset Poltracking, Arya Budi, mengatakan, pasangan nasionalis-religius ini cenderung lebih unggul dari tiga kandidat pasangan lainnya. Di antaranya, Ichsan Yasin Limpo-Andi Muzakkar (IYL-Cakka), Nurdin Abdullah-Tanribali Lamo, dan Agus Arifin Nu’mang-Aliyah Mustika Ilham. “Kalau Pilgub Sulsel digelar sekarang, NH-Aziz yang akan terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur,” katanya.
Dalam simulasi elektabilitas 4 kandidat pasangan, NH-Aziz dipilih oleh 19,79% responden. Disusul oleh pasangan IYL-Cakka (17,39%), NA-Tanribali (16,37%), dan Agus-Aliyah (8,95%). Jika hanya 3 pasangan terunggul pada simulasi 4 kandidat pasangan yang maju pada Pilgub Sulsel, NH-Aziz tetap meraih perolehan tertinggi dengan 22,85% keterpilihan publik. Sementara, IYL-Cakka memperoleh suara sebanyak 19,69% dan NA-Tanribali sebanyak 17,14%.
Hal serupa juga terjadi pada simulasi head to head 2 kandidat pasangan antara NH-Aziz dan IYL-Cakka. Elektabilitas NH-Aziz unggul dengan 26,43% dan IYL-Cakka 23,79%. Sementara itu, responden yang menjawab tidak tahu/tidak jawab pada ketiga simulasi tersebut berkisar 37,50%; 40,32%; dan 49,78%.
Arya Budi menjelaskan, kandidat pasangan cagub-cawagub Sulsel harus memperebutkan suara dari pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters).
Suara yang terbilang tinggi dari pemilih tersebut sangat berpengaruh untuk memenangkan pilgub mendatang. “Masih ada pemilih yang belum menentukan pilihan, juga kemungkinan masih berubah pilihannya. 42,20% mengaku masih mungkin mengubah pilihan karena masih ingin melihat visi, misi, dan program kerja calon gubernur (55,00%),” jelas Arya Budi.
Survei Poltracking Indonesia dilakukan pada 10 hingga 17 Agustus lalu dengan jumlah 800 responden yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan se-Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin error +/- 3,5% dan tingkat kepercayaan 95%.(*)