Merdeka.com – Hasil Survei Poltracking menunjukkan figur Joko Widodo dan Prabowo Subianto masih kuat sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Pada skema head-to-head, elektabilitas Jokowi jauh lebih unggul dibandingkan Prabowo. Jokowi mencapai angka 57,6 persen dan Prabowo hanya 33,7 persen.
Survei dilaksanakan dalam jangka waktu dari 27 Januari sampai 3 Februari 2018. Sampel diambil 1.200 responden dengan margin error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan wawancara tatap muka.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan, hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan survei Poltracking sebelumnya. Meski, ada tren kenaikan elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo.
“Trend dan gap elektabilitas kedua figur ini juga tidak terlalu berbeda dengan survei Poltracking sebelumnya (November 2017), yaitu berjarak antara 20-25 persen dengan elektabilitas Prabowo berkisar di angka 20-33 persen dan elektabilitas Jokowi berkisar di angka 45-57 persen,” ujarnya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (18/2).
Pada simulasi 5 nama, Jokowi dan Prabowo disandingkan dengan nama tokoh yang tengah naik daun, seperti Gubernur DKI Anies Baswedan, mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Direktur Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Namun, ketiga nama tersebut belum mampu menyaingi elektabilitas Jokowi dan Prabowo, dengan secara urutan mencapai 2,8 persen, 2,3 persen dan 2,1 persen. Sementara Jokowi dan Prabowo teratas dengan 55,9 persen dan 29,9 persen.
Meski elektabilitas Jokowi terlihat cukup tinggi, namun menurut Hanta, mantan Gubernur DKI ini belum aman. Sebab sebagai petahana agar aman elektabilitasnya harus mencapai angka 60 persen.
“Jokowi capres terkuat tetapi masih belum aman sebagai capres inkamben karena elektabilitasnya masih di bawah 60 persen,” pungkasnya. [fik]
Sumber: https://www.merdeka.com/politik/survei-poltracking-sebut-jokowi-belum-aman-sebagai-petahana.html