Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pada 20-24 Oktober 2020 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1200 responden dengan margin of error +/- 2.8% pada tingkat kepercayaan 95%. Klaster survei ini menjangkau 13 Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Sulawesi Tengah secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih. Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas kandidat gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah; membaca peta persebaran suara berdasarkan demografi dan preferensi politik/kultural pemilih dan mengukur potensi partisipasi dan kemantapan pemilih. Temuan pokok dan analisis hasil survei ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
Pertama, survei ini menunjukkan bahwa berdasarkan pertanyaan dengan simulasi surat suara, elektabilitas pasangan Rusdy Mastura – Ma’mun Amir (56.8%), unggul dari pasangan Mohamad Hidayat Lamakarate – Bartholomeus Tandigala (25.0%), dengan merahasiakan jawaban (5.5%) dan undecided voters (12.7%). Model pertanyaan dengan responden mencoblos simulasi surat suara mempunyai validasi jawaban lebih baik dibandingkan jawaban responden yang disampaikan kepada interviewer survei.
Lebih lanjut, survei ini menemukan bahwa dalam pertanyaan kandidat tunggal Gubernur (tidak berpasangan), Rusdy Mastura (55.0%) lebih unggul dari Mohamad Hidayat Lamakarate (24.0%) dengan merahasiakan jawaban (6.9%) dan undecided voters (14.1%). Pun demikian dengan elektabilitas kandidat tunggal Wakil Gubernur, tingkat elektabilitas Ma’mun Amir (51.5%), lebih unggul dari Bartholomeus Tandigala (20.5%), dengan merahasiakan jawaban (8.4%) dan undecided voters (19.6%).
Kedua, terkait dengan peta dukungan pemilih dimana MoE survei ini naik lebih dari 2.8%. Survei ini merekam pasangan Rusdy Mastura – Ma’mun Amir mayoritas unggul di banyak kategori demografi pemilih. Berdasarkan kelompok Gender, Rusdy Mastura – Ma’mun Amir unggul signifikan di pemilih laki-laki maupun perempuan. Selanjutnya, pada kategori tingkat pendidikan pemilih, Rusdy Mastura – Ma’mun Amir unggul signifikan di hampir semua jenjang pendidikan, dari tingkat tidak lulus SD hingga lulusan di atas Strata-1. Kecuali pada pemilih lulusan Diploma, dimana Mohamad Hidayat Lamakarate – Bartolomeus Tandigala unggul.
Berdasarkan kelompok generasi usia pemilih, Rusdy Mastura – Ma’mun Amir juga unggul pada semua jenis generasi, yakni pemilih Generasi Z (<= 22 Tahun) (48.8%), Millenial Muda (22-30 Tahun) (60.2%), Millenial Matang (31-40 Tahun) (56.8%), Generasi X (41-52 Tahun) (55.0%), Baby Boomers (53-71 Tahun) (51.7%) dan Silent Gen (Lebih dari 71 Tahun) (52.6%).
Peta dukungan yang mirip juga terjadi berdasarkan kelas sosial pemilih (pekerjaan dan penghasilan). Pemilih pada kelompok Buruh, Nelayan, Petani, Sedang mencari pekerjaan/menganggur, Ibu Rumah Tangga, Pengajar, Pedagang kecil, PNS, Karyawan swasta, Pejabat, Pengusaha, Profesional, Wiraswasta kecil, dan Pelajar/Mahasiswa juga lebih banyak memilih Rusdy Mastura – Ma’mun Amir (47.7%-60.8%) dibandingkan Mohamad Hidayat Lamakarate – Bartholomeus Tandigala (22.8%-33.7%). Berdasarkan tingkat penghasilan pemilih, Rusdy Mastura – Ma’mun Amir unggul pada 3 (tiga) kategori penghasilan pemilih (<= Rp 1.000.000, Rp 1.000.0001 – Rp 2.000.000 dan Rp 2.000.0001 – Rp 5.000.000). Sementara, pada pemilih yang berpenghasilan >=Rp 5.000.001 kedua pasangan memiliki elektabilitas yang berimbang.
Ketiga, Berdasarkan basis politik pemilih. Dalam survei ini menunjukkan konsistensi peta persebaran suara pemilih berdasarkan basis politiknya. Pasangan Rusdy Mastura – Ma’mun Amir yang diusulkan oleh banyak partai memiliki soliditas pemilih yang tinggi (Partai Nasdem (85.8%), Partai Golkar (64.8%), Partai Demokrat (65.0%), PKB (60.6%), PAN (68.8%), PKS (47.2%), Partai Hanura (60.0%) dan Partai Perindo (57.1%)), kecuali pada pemilih PPP (16.3%).
Pemilih Partai Gerindra & PDIP yang notabene menjadi dua partai pengusung utama pasangan Mohamad Hidayat Lamakarate – Bartholomeus Tandigala terlihat solid dengan memilih Mohamad Hidayat Lamakarate – Bartholomeus Tandigala (60.7% dan 51.9%).
Temuan ini merupakan potret terbaru peta kekuatan elektoral masing-masing pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (dalam rentang survei tanggal 20-24 Oktober 2020). Melihat waktu pelaksanaan Pilkada Sulawesi Tengah sekitar satu bulan lagi, kemampuan
kandidat dan tim menggarap pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan pemilih yang masih mungkin berubah (swing voters) menjadi kunci kemenangan.
Rilis Survei Poltracking Indonesia: Peta Kekuatan Elektoral Calon Gubernur & Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah 2020
News & Blog
