JAWAPOS.COM – Kisruh dualisme kepengurusan‎ Partai Golkar masih terus berlanjut. Usulan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) terus disuarakan politikus senior hingga angkatan muda Golkar untuk menyudahi kisruh yang terjadi selama setahun terakhir.

Namun, masih terdapat beberapa segelintir orang ‎yang kerap menolak adanya munas tersebut. Lantaran, tidak ada kepengurusan manapun yang dianggap sah untuk menyelenggarakan munas. Termasuk, kepengurusan Munas Riau yang masa aktifnya telah habis, 31 Desember 2015.

Menurut Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda, jika masih ada segelintir orang yang menolak adanya munas justru mereka tidak ingin menyelematkan Golkar. “Kader yang ingin menyelematkan partainya adalah mereka yang ingin menjadikan Golkar prospektif dengan jalan munas,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (9/1).

‎Dia mengatakan, segelintir orang yang ngotot menolak munas hanya akan merugikan Golkar nantinya. “Kalau tidak hati-hati akan merugikan Golkar. Terlebih, suara Golkar sudah mulai menurun sejak 1999, 2004, 2009, dan 2014,” sambungnya.

Sehingga, munaslub merupakan satu-satunya jalan terbaik Golkar. “Sebaiknya, jika munas atau munaslub terselenggara, maka Aburizal Bakrie dan Agung Laksono tidak usah mencalonkan lagi,” tandas pengamat politik ini. (rka/JPG)

Sumber : http://www.jawapos.com/read/2016/01/09/15340/tolak