REPUBLIKA.CO.ID – Para pengamat masih ragu pertikaian dua belah kubu di Partai Golkar mencair. Namun, menurut pengamat politik dari Pol tracking Indonesia, Hanta Yuda, sudah ada kemajuan secara signifikan. “Karena sama-sama ingin mendukung pemerintah dan sama-sama ingin menuju munas,” ujar dia, Sabtu (30/1).
Hanta Yuda mengatakan, pemerintah memang sudah memfasilitasi kedua kubu untuk bersatu. Kemudian para senior, seperti Jusuf Kalla dan BJ Habibie juga telah menengahi kubu yang bertikai itu. Jadi, solusi untuk menyelesaikan masalah internal Golkar telah mengerucut dengan rencana musyawarah nasional luar biasa (munaslub) sebelum Juni.
Hanta menekankan, penyelenggaraan munaslub harus demokratis dan transparan seperti kesepakatan. “Kedua kubu kepesertaannya harus diverifikasi secara tepat. Kapan penyelenggaraan juga harus difokuskan,” katanya.
Pengamat politik dari the Habibie Center, Bawono Kumoro, tak sependapat perihal kondisi terakhir perseteruan Golkar. Menurut dia, mereka berdua belum memilih kepengurusan Munaslub Golkar yang akan diselenggarakan sebelum bulan puasa. “Jadi, jangankan berdamai, mencair pun belum,” kata dia, kemarin.
Kumoro mengatakan, mereka berdua, yaitu Ical dan Agung Laksono, harus mendorong kader-kader muda di munaslub untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum. Untuk itu, mereka berdua harus meminimalkan kepentingan dan ego politik masing-masing.
Mempertimbangkan maju Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel)
Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan serius mempertimbangkan kemungkinan untuk maju dan dicalonkan sebagai ketua umum dalam Munaslub Partai Golkar.
“Saya belum menyatakan sikap terkait hal ini. Tetapi, ini perlu dipertimbangkan secara serius, perlu dicermati karena terlalu banyak yang berkepentingan terhadap Golkar,” kata Syahrul yang ditemui usai mengikuti Pernyataan Sikap DPD Tingkat II Partai Golkar Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) yang mendukung Syahrul untuk maju menjadi ketua umum DPP Partai Golkar, di Pangkep, Sabtu (30/1).
Perihal calon ketua umum Golkar, anggota Generasi Muda Golkar, Ace Hasan Sadzily, menunjuk tujuh poin dalam AD/ART Golkar.
Namun, menurut Ace, yang harus ditekankan adalah melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menerima calon ketum Golkar.
Sumber : www.republika.co.id/berita/koran/politik-koran/16/01/31/o1t3xl1