GATRANEWS.COM – Pengamat politik Hanta Yuda menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat hati-hati dalam melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Kerja. Reshuffle berupa pergeseran jabatan menteri (empat menteri) dan masuknya menteri baru (diistilahkan Jokowi sebagai penyegaran), menurutnya, tidak mengganggu konstelasi politik saat ini.
“Misalnya, jabatan menteri dari PDIP (partai pengusung Jokowi sebagai capres, Red.) tidak berubah sama sekali. Dari Nasdem ada satu yang nama digeser, Ferry Mursyidan Baldan, tapi diganti dengan orang Nasdem lainnya, Enggartiasto Lukito, sebagai Menteri Perdagangan. PKB yang diisukan dikurangi, ternyata tidak dikurangi. Marwan Jafar (Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi), ternyata tidak diganti. Masuk Eko Putro Sandjojo. Hanura ada dua menteri yang digeser (Menperin Saleh Husin dan Yuddy Chrisnandi), tapi diganti satu menteri yang secara kualitatif strategis; Wiranto (Menko Polhukam),” kata Hanta, dalam wawancara dengan TV One, yang disiarkan Rabu (27/7), di Jakarta. Hanta menambahkan, posisi Menko Polhukam merupakan posisi sentral dalam “episentrum politik” Indonesia.
Di lain pihak, ungkap Hanta, Luhut Bisar Panjaitan yang terkesan terlalu dominan di pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, digeser ke jabatan Menteri Kemaritiman. “Ada dua sekaligus yang didapatkan. Luhut sangat dibutuhkan di Kemaritiman karena memiliki kemampuan untuk itu. Lagipula Jokowi sekarang fokus di Kemaritiman. Luhut secara militer juga menguasai. Kedua, karena Luhut terlalu dominan,” ungkap Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Center for Democracy and Leadership Research itu.
Hanta memaparkan, ada tiga faktor yang mendasari reshuffle ini. Pertama, faktor komposisi konfigurasi koalisi. Kedua, Jokowi mengungumumkan reshuffle saat Rapimnas Partai Golkar. Artinya, sekarang tidak lagi tergantung kepada PDIP. Ketiga, nama-nama yang berpotensi akan menjadi rival Jokowi di 2019 (pemilihan Presiden), mulai “disingkirkan”. Hanta menyebut Anies Baswedan (Menteri Pendidikan), yang dicoret dari Kabinet Kerja.
Sementara itu, tuturnya, Sri Mulyani sangat dibutuhkan, karena mantan Managing Director World Bank yang bermarkas di Amerika Serikat itu berkiprah di bidang keuangan cukup lama, dengan jaringan internasional yang sangat kuat. Dari sisi politik, katanya, figur itu untuk mengimbangi Jusuf Kalla.
Berikut ini nama-nama menteri hasil reshuffle:
1. Menko Kemaritiman: Luhut Binsar Panjaitan
2. Menteri PPN/Kepala Bappenas: Bambang Brodjonegoro
3. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN: Sofyan Djalil
4. Kepala BKPM: Thomas Trikasih Lembong
5. Menko Polhukam: Wiranto
6. Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati
7. Menteri Desa dan PDTT: Eko Putro Sandjojo
8. Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi
9. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Muhadjir Effendy
10. Menteri Perdagangan: Enggartiasto Lukita
11. Menteri Perindustrian: Airlangga Hartarto
12. Menteri ESDM: Arcandra Tahar
13. Men PANRB: Asman Abnur
Sumber : http://www.gatra.com/fokus-berita-1/208767-hanta