HARIANJOGJA.COM — Reshuffle kabinet diwarnai perombakan tim perekonomian. Tak ada lagi nama Sofyan Djalil di tim ekonomi dan masuknya Sri Mulyani dinilai sebagai melemahnya kekuatan Jusuf Kalla di kabinet. Selain itu, reshuffle juga menandakan berkurangnya pengaruh Luhut Binsar Pandjaitan.
Kondisi itu masih ditambah dengan masuknya kader Golkar Airlangga Hartanto yang dinilai bukan orang kubu JK. Penilaian itu disampaikan pengamat politik dari Polltracking, Hanta Yuda, mengomentari perombakan kabinet Jokowi-JK.
Menurutnya, tergesernya Sofyan Djalil ke posisi Menteri Agraria dan Tata Ruang adalah pertanda bahwa orang-orang JK sudah berkurang di tim ekonomi.
“Pak Sofyan Djalil ini kan bisa dibilang sebagai orangnya Pak JK, sekarang dia di teknis [bukan di tim ekonomi]. Saya kaitkan dengan politik, ini menandakan pengaruh Pak JK melemah. Pertarungan di Golkar dia kalah, Yuddy [Chrisnandi] tidak ada, Sofyan Jalil digeser,” kata Hanta dalam dialog di Studio TV One, Rabu (27/7/2016) siang.
Sri Mulyani dinilai sebagai figur yang kuat di tim perekonomian dan menjadi orang yang bisa mengimbangi pengaruh JK. “Jadi memang dibutuhkan figur-figur yang mampu mengimbangi Pak Jusuf Kalla.”
Selain tim ekonomi, yang menjadi sorotan adalah posisi Luhut Binsar Pandjaitan yang digeser menjadi Menko Kemaritiman. Selain sosoknya yang menguasai bidang militer dan kelautan, ada pandangan lain terkait posisi Luhut.
“Sedangkan Pak Luhut ini figur yang selama ini dikenal dominan di kabinet. Nah dengan reposisi ini, Pak Luhut ditempatkan sebagai orang yang tidak terlalu dominan di mata publik,” kata Hanta.
Selain itu, kini Luhut bukan menjadi orang sentral di pusat kekuasaan. Posisinya sebagai Menkopolhukan digantikan oleh pendiri Hanura dan mantan Panglima ABRI, Wiranto.(*)
sumber : http://www.harianjogja.com/baca/2016/07/27/reshuffle-kabinet-pengamat-pengaruh-jusuf-kalla-di-kabinet-melemah-7403