PIKIRAN RAKYAT – Partai Amanat Nasional diprediksikan bukan menjadi partai politik terakhir yang keluar dari koalisi merah putih (Gerindra, PKS, Golkar, PAN). Pengamat Politik dari Poltracking, Hanta Yuda, memprediksikan Partai Golkar akan menyusul PAN sekalipun dalam persidangan penentuan kepengurusan sah nanti dimenangi kubu Aburizal Bakrie.
”PAN ketumnya capres (Hatta Rajasa) malah, tapi bergabung juga. Golkar mau ketumnya Agung Laksono atau ARB lambat laun gabung ke Pemerintahan kalau ketemu negosiasi dan kesepakatan politiknya. Dengan catatan popularitas Presiden masih kokoh,” ujar Hanta di Jakarta.
Bergabungnya Golkar, lanjut Hanta, akan didahului dengan upaya partai kuning berlambang pohon beringin itu meningkatkan daya tawarnya. Semakin tinggi daya tawar, semakin besar peluang Golkar untuk masuk ke dalam Pemerintahan.
“Setiap parpol masuk ke pemerintahan itu realistis,” kata dia. Ada tiga perkakas kekuatan Presiden yang menjadi kompensasi atas pemberian dukungan parpol. Ketiganya yakni kekuasaan dalam bentuk kursi menteri, kebijakan ekonomi politik, dan perlindungan hukum.
Bagi Presiden Jokowi yang tidak memegang tampuk kepemimpinan partai, PAN merupakan polar baru yang sengaja diciptakan sebagai alternatif dukungan ketiga. Dukungan pertama yakni koalisi Indonesia hebat (PDIP, PKB, Nasdem, Hanura, PPP kubu Romahurmuziy) dan dukungan kedua adalah koalisi merah putih, yang beberapa waktu lalu dirangkul oleh Presiden Jokowi melalui lokomotif KMP, Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
“Dengan lokus alternatif baru berupa PAN, harapannya akan bisa menarik 1 atau 2 partai lain. Presiden tidak bisa dengan bipolar (KIH dan KMP) karena dia bukan pimpinan partai seperti SBY. Jadi sekarang ada alternatif, kalau kamu nggak mau dukung, masih ada yang lain kok,” kata dia.
Hanta menambahkan, sebenarnya Partai Demokrat juga berpeluang menjadi partai pendukung Pemerintah. Namun, konflik pribadi antara Ketum Partai Demokrat, Soesilo Bambang Yudhoyono, dan Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri, menghambat koalisi tersebut.
Politikus Partai Gerindra, Desmond J. Mahessa, mengatakan partainya telah mempersiapkan diri jika KMP ditinggalkan pendukungnya. Gerindra bahkan memprediksikan KMP bisa hanya tersisa Gerindra dan PKS. “Tidak masalah kalau memang tinggal dua parpol,” kata dia. (Amaliya/A-108)***