Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional pada 1 – 7 Agustus 2022 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Klaster survei ini menjangkau 34 provinsi se-Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir. Sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih. Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih lebih akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. Data setiap responden diverifikasi dengan ketat melalui perangkat teknologi komunikasi terbaru untuk menjamin kualitas dan kredibilitas hasil survei.
Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan kinerja pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin, elektabilitas calon presiden (capres), elektabilitas calon wakil presiden (cawapres), elektabilitas partai dan skenario poros koalisi Pilpres 2024. Temuan pokok dan analisis hasil survei ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
Pertama, evaluasi kinerja pemerintah tentang tingkat kepuasan (job approval rating) terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Temuan pada survei ini, publik (66.2%) mengatakan puas (gabungan sangat puas dan cukup puas) terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo – Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Sedangkan 18.2% publik mengatakan tidak puas (gabungan kurang puas dan sangat tidak puas) terhadap Presiden Joko Widodo – Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Kedua, survei merekam 10 nama teratas capres Indonesia Pilpres 2024. Dari 10 nama teratas,
ada tiga kandidat terkuat dengan elektabilitas dua digit, yaitu Ganjar Pranowo (26,6%),
Prabowo Subianto (19,7%) dan Anies Baswedan (17,7%). Sementara capres dengan
elektabilitas di bawah 5% yakni Agus Harimurti Yudhoyono (4,7%), Ridwan Kamil (3,9%), Erick
Thohir (2,8%), Sandiaga Salahudin Uno (2,4%), Puan Maharani (2,2%), Khofifah Indar
Parawansa (2,2%) dan Airlangga Hartarto (1,7%).
Ketiga, pada survei elektabilitas cawapres Pilpres 2024, ada 10 nama teratas. Dalam 10 nama
ini, ada empat cawapres terkuat dari publik yakni Ridwan Kamil (12,6%), Sandiaga Salahudin
Uno (11,9%) Agus Harimurti Yudhoyono (11,7%) dan Erick Thohir (10,8%). Kemudian, ada
empat cawapres terkuat berdasarkan partai politik yakni, Agus Harimurti Yudhoyono (11,7%),
Puan Maharani (6,5%), Muhaimin Iskandar (2,7%), Airlangga Hartanto (1,7%).
Keempat, survei ini merekam, jika pemilu legislatif (DPR RI) digelar saat survei dilaksanakan,
maka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) meraih 20,4%, diikuti Partai
Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) (10.5%) dan Partai Golkar (9.5%). Sedangkan partai
parlemen yang lain, Partai Demokrat (8.6%), PKB (8.0%), Partai NasDem (6.7%), PKS (5.2%),
PAN (4.1%) dan PPP (3.1%).
Hal lain yang perlu dicatat terkait elektabilitas partai politik, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) disebutkan bahwa ambang batas
parlemen (parliamentary threshold) adalah sebesar 4%. Survei ini menunjukkan partai-partai
yang tidak lolos parliamentary threshold masih berpotensi meraih suara publik. Selain karena
masih ada publik (14,3%) yang tidak tahu, tidak jawab dan publik (4,7%) merahasiakan jawaban, dinamika elektoral dan isu politik satu tahun ke depan menuju 2024 sangat
berpengaruh pada naik-turunnya suara partai.
Kelima, survei menganalisis skenario poros koalisi Pilpres 2024. Berdasarkan konstruksi
hukum-konstitusi di Indonesia yang mensyaratkan ambang batas pencalonan presiden
(presidential threshold) 20% kursi DPR RI atau 25% suara nasional. Maka dalam analisis survei
ini merekam potensi terbentuknya 7 skenario poros koalisi.
Jakarta, 31 Agustus 2022
Hanta Yuda AR
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia
Narahubung :
Masduri (081935177436)