Informasi lebih lanjut hubungi 0811914812 / 081294084328

News & Blog

Rilis Temuan Survei Tatap Muka Poltracking Indonesia di Jawa Timur PETA SUARA PILPRES DI PROVINSI PENENTU : SIAPA PEMENANG DI JAWA TIMUR?

News & Blog

Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pada 25 – 31 Januari 2024 di 11 Daerah
Pemilihan (Dapil) DPR RI Jawa Timur. Jawa Timur adalah provinsi penentu dan terpadat
kedua secara DPT. Lebih dari 31 juta pemilih atau sekitar 15.5% pemilih ada di Jawa Timur.
Ada faktor lain yang membuat Jawa Timur menjadi menarik, secara kultural Jawa Timur
basis Nahdlatul Ulama, salah satu faktor yang selalu diperhitungkan dalam kontestasi
Pilpres. Pada sisi lain, Jawa Timur dianggap provinsi yang sangat kompetitif karena tidak
menjadi basis salah satu kandidat, sehingga Jawa Timur potensial menjadi penentu
kemenangan Pilpres.

Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel
dalam survei ini adalah 8000 responden dengan margin of error +/- 1.1% pada tingkat
kepercayaan 95%. Pengambilan sampel pada setiap dapil memperhatikan keterwakilan
seluruh kecamatan yang ada di dapil tersebut dengan tetap mempertimbangkan proporsi
DPT di setiap kabupaten/kota. Hasil olah data di level provinsi menggunakan agregat 8000
responden tanpa dilakukan pembobotan di kabupaten/kota karena hasilnya tidak jauh
berbeda dengan hasil olahan data agregat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara
terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi digital
terhadap responden yang telah terpilih secara acak.

Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur peta kekuatan elektoral terkini
calon presiden (capres) – calon wakil presiden (cawapres) dan partai politik di Jawa Timur
mendekati hari pemilihan.

Temuan pokok dan analisis hasil survei di Jawa Timur ini dapat dijelaskan sebagaimana
berikut:

Pertama. Simulasi Surat Suara tiga pasangan Calon Presiden – Wakil Presiden, pasangan
nomor urut 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka memperoleh elektabilitas
(60.1%), diikuti pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD dengan elektabilitas
(17.2%) dan pasangan no urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas
(14.9%). Tren elektabilitas calon presiden – wakil presiden di Jawa Timur, pasangan nomor
urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar sempat turun di Juni 2023, dan sedikit
mengalami kenaikan di September 2023. Setelah memastikan Muhaimin Iskandar sebagai
cawapres Anies Baswedan, rentang September 2023 ke Januari 2024 tren elektoral relatif
stabil dengan sedikit kenaikan (1.3%). Sementara tren pergerakan elektoral Prabowo
Subianto di Jawa Timur konsisten mengalami tren kenaikan sejak Juni 2023. Kenaikan
signifikan terjadi dari rentang September 2023 ke Januari 2024 (19.5%), dimana dalam
rentang tersebut Prabowo Subianto dipastikan berpasangan dengan Gibran Rakabuming
Raka. Sedangkan tren Ganjar Pranowo relatif stabil memimpin sejak Mei 2022 hingga Juni
2023, namun disalip Prabowo Subianto pada September 2023. Setelah September 2023 tren
elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami penurunan (21.0%) di Januari 2024 meski sudah
dipastikan menggandeng Mahfud MD sebagai cawapres.

Kedua. Tren elektabilitas Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka yang naik signifikan,
membuat basis pemilih ikut bergeser dibandingkan dengan September 2023. Berdasarkan
wilayah Algomerasi – Kultural, wilayah Mataraman yang awalnya menjadi basis Ganjar
Pranowo bergeser ke Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Sementara wilayah
Pantura dan Arek pada September 2023 menjadi wilayah berimbang antara Ganjar Pranowo
dan Prabowo Subianto, pada Januari 2024 cenderung kepada pasangan Prabowo Subianto –
Gibran Rakabuming Raka. Sementara wilayah Madura yang awalnya kompetitif antara Anies
Baswedan dan Prabowo Subianto hingga saat ini masih menjadi wilayah kompetitif antara
Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
Sedangkan wilayah Tapal Kuda masih menjadi basis Prabowo Subianto dan Gibran
Rakabuming Raka. Pergeseran pemilih di wilayah Algomerasi-Kultural seperti Mataraman,
Arek, Pantura dan sebagian Tapal Kuda juga menandakan pergeseran pemilih Joko Widodo
2019 ke pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

Ketiga. Hampir 80% publik merasa dekat dengan atau berasosiasi dengan organisasi Islam
Nahdlatul Ulama (NU). Pemilih yang merasa dekat atau berasosiasi dengan Nahdlatul Ulama,
sebaran pemilih calon presiden – wakil presiden nya, yang memilih pasangan nomor urut 1
Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (15.3%), sementara yang memilih pasangan nomor
urut 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka (60.9%) dan yang memilih pasangan
nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD (16.3%). Tren basis pemilih NU, kepada Anies
Baswedan – Muhaimin Iskandar cenderung stabil dengan kenaikan tipis (0.7%). Kepada
Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mengalamii kenaikan (19.2%). Sedangkan
kepada Ganjar Pranowo – Mahfud MD mengalami penurunan (21.7%).

Keempat. Pada simulasi Surat Suara 18 Partai Politik peserta Pemilu 2024, PKB memperoleh
elektabilitas (24.0%), diikuti PDI Perjuangan (16.7%), Partai Gerindra (15.5%), Partai
Golkar (8.2%), Partai Demokrat (5.4%), Partai NasDem (5.4%), PAN (4.8%), PSI (3.0%), PPP
(2.8%), PKS (2.7%), dan Partai Perindo (1.7%). Sementara partai politik lainnya masih di
bawah 1 persen.Basis pemilih partai politik masih terjadi split ticket voting dimana pilihan
partai politik tidak linear dengan pilihan calon presiden – wakil presiden yang diusung.
Pemilih partai politik pengusung Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar seperti Partai
NasDem, PKB dan PKS masih terbelah ke kandidat lain dan belum cukup solid kepada
pasangan nomor urut 1. Sementara, pemilih partai politik pengusung Prabowo Subianto –
Gibran Rakabuming Raka cukup solid ke pasangan nomor urut 2 tersebut. Sedangkan,
pemilih partai politik pengusung Ganjar Pranowo – Mahfud MD hanya PDI Perjuangan yang
cukup solid ke pasangan nomor urut 3.

Temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada akhir Januari 2024.
Peta politik akan cukup dinamis mendekati masa pemilihan, sehingga peta saat ini bisa
berubah jika ada suatu isu yang sangat mengguncang publik.

Jakarta, 6 Februari 2024

Hanta Yuda AR
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia

Contact Person:
Masduri Amrawi (085234977108)

We take processes apart, rethink, rebuild, and deliver them back working smarter than ever before.