PRESS RELEASE
(Rilis Temuan Survey Nasional 17 – 24 Maret 2014)
JAKARTA – Pol-Tracking Institute mengeluarkan hasil survei nasional bertajuk “Prediksi Elektabilitas Partai pada Pemilu 2014: Mengukur Pengaruh Pencapresan Jokowi dan Tone Pemberitaan 15 Media Mainstream pada Masa Kampanye”. Seluruh kegiatan riset dan survei dilakukan pada 17-24 Maret 2014 secara serempak di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel survei nasional sebanyak 1200 responden dan 15 media massa mainstream untuk riset media monitoring.Berdasarkan jumlah ini, margin of error sebesar 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%. Penarikan sampel survei ini menggunakan metode multi-stage random sampling untuk survei dan purposive sampling untuk riset media monitoring.
Ada beberapa temuan menarik dari hasil survei nasional dan media monitoring kali ini. Pertama, Berdasarkan temuan riset media monitoring selama musim kampanye 16 Maret – 31 Maret 2014, perhatian publik pada berita partai politik didominasi tema pemberitaan parpol di semua jenis media: Kampanye (41,2%), Kebijakan Politik (14,7%) dan Pencapresan (7,2%) serta Pelanggaran Kampanye (6,8%). Parpol yang paling banyak diberitakan di semua jenis media: PDIP (18,1%), Golkar (13,5%), Gerindra (10,7%), PKS (10,4%), PD (10,3%).
Kedua, elektabilitas partai berturut-turut, PDIP (22.2%), Golkar (17.2%), Gerindra (7.3%), Demokrat (6.6%), PKB (5.9%), PKS (5.1%), Hanura (3.6%), PPP (3.2%), Nasdem (3.2%), PAN (2.7%), PBB (0.2%), PKPI (0.1%), TidakTahu (TT)/TidakJawab (TJ) sebesar 22.8%.
Ketiga, sementara 9 April yang lolos ke parlemen (bila menggunakan simulasi kertas suara), hanya 10 partai, seperti PDIP (28.7%), Golkar (22.3%), Gerindra (9.4%), Demokrat (8.5%), PKB (7.6%), PKS (6.6%), Hanura (4.7%), PPP (4.1%), Nasdem (4.1%), dan PAN (3.5%). Sementara, untuk PBB (0.3%) dan PKPI (0.2%) harus berbesar hati, karena belum bisa menempatkan wakil-wakilnya di senayan.
Keempat, untuk partai politik paling ideologis dan programnya jelas adalah PDIP (18.6%), Golkar (15%), Gerindra (8.1%), Demokrat (5.8%), PKS (5.2%), PKB (5%), Hanura (3.6%), Nasdem (2.6%), PPP (2.2%), PAN (2%), PBB (1.7%), PKPI (0.1%), dan TT/ TJ (30.2 %).
Kelima, partai politik paling dekat dan peduli dengan rakyat adalah PDIP (18.7%), Golkar (14.9%), Gerindra (7.4%), Demokrat (6.4%), PKS (4.8%), PKB (4.5%), Hanura (4.4%), PAN (2.2%), PPP (2.1%), Nasdem (1.8%), PKPI (0.1%), dan PBB (0.1%).
Keenam, partai politik paling bersih dan antikorupsi adalah PDIP (13.4), Golkar (10.7), Gerindra (7.9), PKB (5.6), Hanura (3.8), Demokrat (3.5), Nasdem (3.5), PKS (3.4), PPP (2.3), PAN (2.2), PKPI (0.2), dan PBB (0.2).
Ketujuh, dalam elektabilitas Capres (top of mind), Jokowi jauh memimpin elektabilitas dengan 34,2% pemilih dalam pertanyaan terbuka, disusul oleh Prabowo 12,4%, Aburizal Bakrie 8,1%, dan Wiranto (5,3).
Kedelapan, jika simulasi dengan menggunakan dengan empat Capres, yakni Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto (Prabowo), Aburizal Bakrie (ARB), dan Wiranto, maka akan diperoleh hasil berturut-turut peringkat pertama adalah Jokowi (41.2%), di peringkat berikutnya Prabowo (15.2), ARB (12.2), dan Wiranto (8.1%).
Temuan-temuan dalam survei ini sebenarnya cenderung tetap, bila dalam beberapa waktu ke depan bila tidak ada “tsunami politik” atau “gempa-gempa politik” berskala besar yang dapat mengubah secara ekstrem peta raihan elektabilitas partai maupun capres secara keseluruhan.
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute
Hanta Yuda AR.
![](https://poltracking.com/wp-content/uploads/2021/04/tombol-download.png)